Desa Pulau Tengah dan Tarian Ngagah Harimau

By | 29 Agustus 2024

Desa Pulau Tengah, yang terletak di Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, adalah sebuah desa yang menyimpan kekayaan budaya yang unik. Desa ini dikenal luas dengan keberadaan Masjid Keramat Koto Tuo Pulau Tengah, sebuah tempat yang menjadi pusat spiritual dan sejarah bagi masyarakat setempat. Salah satu warisan budaya yang sangat berharga dari desa ini adalah Tarian Ngagah Harimau, sebuah tarian tradisional yang tidak hanya mencerminkan kebudayaan lokal tetapi juga berfungsi sebagai penolak bala dan penghormatan terhadap roh harimau. Berikut Artikel Tentang Desa Pulau Tengah dan Tarian Ngagah Harimau.

Desa Pulau Tengah dan Tarian Ngagah Harimau

Latar Belakang Tarian Ngagah Harimau

Tarian Ngagah Harimau memiliki makna dan fungsi yang mendalam dalam masyarakat Kerinci. Tarian ini berfungsi sebagai Tari Penolak Bala, yang dipercaya dapat mengusir energi negatif dan menghindarkan desa dari berbagai bencana. Ritual ini juga merupakan bentuk penghormatan terhadap roh harimau yang telah mati, karena harimau dianggap sebagai makhluk karismatik dan penjaga hutan dalam kepercayaan lokal. Masyarakat Kerinci memiliki hubungan historis yang kuat dengan harimau, yang tercermin dalam banyak aspek kehidupan mereka, termasuk dalam tarian ini. Data Sydney 6D

Ritual dan Proses Tarian Ngagah Harimau

Tarian Ngagah Harimau dimulai dengan panggilan terhadap harimau, di mana istilah “Ninek” (nenek) digunakan untuk merujuk kepada harimau. Proses ritual dimulai dengan penanganan harimau yang mati, yang ditutup dengan kain putih dan diarak dalam prosesi yang khidmat. Alat musik Terawak, yang dimainkan selama ritual, menambah kekhusyukan acara dengan simbolisme yang mendalam. Koreografi tarian, yang diciptakan oleh Bapak Harun Pasir, menampilkan gerakan-gerakan yang meniru perilaku harimau, seperti menyerang dan menyeru, mencerminkan kekuatan dan keagungan makhluk tersebut. Data Sydney Terbaru

Peran Bapak Harun Pasir dalam Pelestarian Tarian

Bapak Harun Pasir, seorang seniman alam yang lahir di Pulau Tengah, berusia 80 tahun, memainkan peran kunci dalam pelestarian Tarian Ngagah Harimau. Beliau mendirikan Sanggar Seni Telaga Biru sebagai upaya untuk mempertahankan dan mengembangkan seni budaya Kerinci. Usahanya tidak hanya melibatkan pelatihan generasi muda, tetapi juga berkontribusi pada pengakuan luas terhadap tarian ini. Pada Anugerah Pesona Indonesia 2017, Tarian Ngagah Harimau meraih juara 2, menunjukkan betapa penting dan berartinya warisan budaya ini. Fabiofa

Transformasi dan Relevansi Tarian di Era Modern

Seiring berjalannya waktu, Tarian Ngagah Harimau mengalami perubahan dari ritual penghormatan harimau mati menjadi bentuk pelestarian budaya yang lebih umum. Tarian ini sekarang lebih sering dipertunjukkan sebagai bagian dari upaya untuk menjaga kearifan lokal dan identitas budaya di tengah arus globalisasi. Sebagai warisan tradisi animisme, dinamisme, dan totemisme, Tarian Ngagah Harimau memegang peranan penting dalam menjaga kearifan lokal yang merupakan bagian dari identitas budaya Indonesia.

Penutup

Pentingnya pelestarian budaya asli Indonesia seperti Tarian Ngagah Harimau tidak dapat diabaikan. Sebagai bagian dari identitas bangsa, menjaga dan menghargai warisan budaya ini merupakan tanggung jawab kita bersama. Harapan untuk keberlanjutan budaya Indonesia terletak pada upaya kita dalam melestarikan dan meneruskan tradisi ini kepada generasi mendatang. Dengan cara ini, kita dapat memastikan bahwa kekayaan budaya Indonesia tetap hidup dan relevan di era modern ini. Hasil Keluaran

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan